CeritaDalam Bahasa Jawa. Novel Cerita Ksatria Ilalang Bab. Menurut Liberatus Tengsoe 1988166 sendiri mengemukakan bahwa Dongeng adalah cerita khayal semata yang sulit dipercaya kebenarannya. Cerita dongeng pendek yang bisa dibacakan untuk anak berikutnya adalah Burung Hantu dan Belalang. Ya begini tak ada habisnya membahas tentang wayang dan
Ada banyak legenda dari Jawa Timur yang menarik untuk disimak. Salah satunya yang bisa kamu temukan di sini adalah cerita rakyat Jawa Timur berjudul Damarwulan. Kalau kamu ingin membacanya ulang atau belum pernah sama sekali, langsung cek saja berikut ini!Damarwulan atau yang juga biasa ditulis sebagai Damar Wulan ini adalah salah satu tokoh cerita rakyat asal Jawa Timur yang cukup populer. Bahkan, kisahnya sudah banyak diangkat menjadi film pendek dan ditayangkan dalam berbagai seperti legenda dari daerah lainnya, kisah ini dulunya diceritakan dari mulut ke mulut atau lewat lisan. Maka dari itu, wajar saja jika ada perbedaan nama tokoh atau rangkaian Apakah kamu sudah tidak sabar untuk segera membacanya? Daripada kelamaan, mending langsung saja simak ringkasan cerita, ulasan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik dari cerita rakyat Dawarwulan asal Jawa Timur di bawah ini. Selamat membaca!Cerita Rakyat Damarwulan Asal Jawa Timur Sumber Soenarto Timoer – Balai Pustaka Pada zaman dahulu kala, di Jawa Timur ada sebuah kerajaan yang begitu besar, yaitu Majapahit. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang wanita yang bergelar Ratu Ayu Kencana Wungu. Di bawah pemerintahannya, ia berhasil menaklukan banyak kerajaan. Sayangnya, ketenangan sang ratu dalam memerintah diusik oleh seorang bangsawan bernama Adipati Kebo Marcuet. Laki-laki yang sakti dan memiliki sepasang tanduk tersebut merupakan pemimpin dari Kerajaan Blambangan yang ditaklukan oleh Majapahit. Ia ingin melakukan perlawanan terhadap Majapahit. Karena tak dapat mengatasi perlawanan tersebut, Ratu Kencana Wungu kemudian mengadakan sayembara. Jika ada orang yang berhasil mengalahkan Kebo Marcuet, ia akan diangkat menjadi Adipati Blambangan dan dijadikan suami. Singkat cerita, ada seorang pemuda tampan bernama Jaka Umbaran yang begitu sakti dan berhasil mengalahkan Kebo Marcuet dengan menggunakan gada wesi kuning miliknya. Ia kemudian diangkat menjadi Adipati Blambangan dan diberi gelar Minak Jinggo. Sayangnya, sang ratu tidak memenuhi janjinya untuk menikah dengan Minak Jinggo. Hal itu dikarenakan wajahnya sudah tidak rupawan lagi dan menjadi bongkok akibat perkelahian dengan Kebo Marcuet. Minak Jinggo tentu saja tidak tinggal diam. Dirinya tetap menagih janji tersebut meskipun harus menunggu bertahun-tahun. Sementara dalam penantian tersebut, ia sendiri sudah memiliki dua orang selir bernama Dewi Wahita dan Dewi Puyengan. Damar Wulan Merantau Sementara itu di sebuah desa, ada seorang pemuda yang tampan dan tangguh bernama Damarwulan. Ia disuruh oleh kakeknya. Begawan Tunggul Manik untuk pergi menemui pamannya yang menjadi patih di kerajaan Majapahit, yaitu Logender. Sang kakek mendengar kabar bahwa kerajaan sedang membutuhkan banyak prajurit. Menuruti perkataan sang kakek, ia lalu menempuh perjalanan berhari-hari sebelum akhirnya tiba di rumah sang paman. Sayang sekali setibanya di sana, Damarwulan malah diperlakukan kurang baik oleh kedua sepupunya yang bernama Layang Seta dan Layang Kumitir. Kedua orang tersebut sepertinya merasa terancam dengan kehadiran Damar Wulan. Karena selain tampan, ia juga sangat terampil dalam segala hal. Bukannya menjadi prajurit, Damar Wulan malah dipekerjakan sebagai pengasuh kuda oleh pamannya. Ternyata, sang paman juga takut kalau pemuda tersebut akan menjegal karier kedua putranya. Karena tak mungkin melawan pamannya, ia menerima pekerjaan tersebut dengan ikhlas. Di sela-sela kesibukannya mengurus kuda, dirinya masih menyempatkan untuk memperdalam ilmu beladiri yang dimilikinya. Baca juga Kisah Nabi Yusuf As dan Mukjizatnya yang Akan Membuatmu Semakin Kagum pada Sosoknya! Perlawanan Minak Jinggo yang Semakin Membara Sumber YouTube – Rangga Tama Minak Jinggo sepertinya sudah berada di ambang batas kesabarannya untuk menagih janji dari sang ratu. Ia sudah berulang kali melamar sang ratu, tetapi tetap saja ditolak. Hal tersebut tentu saja membuatnya begitu marah. Adipati Blambangan tersebut kemudian melakukan perlawanan. Ia melampiaskan amarahnya tersebut dengan merebut beberapa wilayah kekuasaan Majapahit. Tak hanya itu saja, ia juga berencana untuk menyerang kerajaan tersebut. Keadaan sudah semakin genting dan tidak bisa dibiarkan lagi. Maka dari itu, Ratu Kencana Wungu kemudian mengadakan sayembara kedua. Isinya adalah barangsiapa berhasil membunuh Minak Jinggo akan dijadikan suami oleh ratu. Mendengar hal tersebut, banyak pemuda yang menjajal peruntungannya dan bertarung melawann Minak Jinggo. Namun, tidak ada seorang pun yang bisa menandingi kesaktiannya. Ratu Kencana Wungu semakin putus asa setelah melihat apa yang terjadi. Di tengah kekalutannya, ia kemudian mendapatkan bisikan lewat mimpi kalau Adipati Blambangan tersebut dapat dikalahkan oleh seorang pemuda bernama Damarwulan. Setelah bangun dari mimpi, ratu kemudian menyuruh patih-patihnya untuk mencari Damar Wulan, termasuk Patih Logender. Pada awalnya, sang patih berusaha untuk menyembunyikan keponakan itu supaya tidak pernah ditemukan. Karena kalau sampai hal itu terjadi, tamatlah karier kedua anaknya. Namun, beruntung sang ratu mengetahui rencana busuk patihnya itu. Ia akan memaafkan patih kalau bisa membawa Damarwulan ke hadapannya. Usaha untuk Mengalahkan Minak Jinggo Damarwulan kemudian datang dan menghadap Ratu Kencana Wungu. Ia kemudian disuruh untuk membunuh Minak Jinggo dan membawa kepalanya sebagai bukti. Setelah mendengar titah tersebut, pemuda itu kemudian pergi ke Blambangan dan menantang Minak Jingggo. Tanpa membuang waktu lagi, ia lalu menyerang Adipati Blambangan. Pertarungan sengit pun tak dapat dihindari. Sayang sekali, Damarwulan kalah. Bukan karena ia tidak memiliki kekuatan dan ilmu yang cukup, hanya saja senjata Minak Jinggo yang bernama gada wesi kuning memang sangat sakti. Ia kalah setelah terkena pukulan gada tersebut. Karena kekalahannya, ia kemudian dimasukkan ke dalam penjara. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Damar Wulan memang memiliki wajah tampan dan memikat. Maka dari itu, tidak mengherankan jika kedua selir Minak Jinggo, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan, malah tertarik pada pemuda itu. Kedua wanita tersebut diam-diam membantu mengobati lukanya dan membocorkan rahasia kelemahan dari sang Adipati Blambangan. “Kekuatan Minak Jinggo berada di gada wesi kuningnya. Tanpa benda itu, dia akan mudah sekali untuk dikalahkan,” kata Dewi Wahita. “Lalu, bagaimana caranya supaya aku dapat merebut senjata pusaka itu?” tanya Damar Wulan. “Tenang saja, kamu akan membantumu untuk mendapatkannya,” jawab Dewi Puyengan. Baca juga Cerita Asal Usul Kota Banyuwangi dan Ulasannya, Bukti Cinta Seorang Istri yang Setia Mengalahkan Minak Jinggo dan Dikhianati Sumber YouTube – Ken Kenin Ken Pada malam harinya ketika Minak Jinggo sedang tidur terlelap, kedua selirnya menjalankan rencana untuk mengambil gada sakti. Setelah mendapatkannya, mereka lalu bergegas memberikannya pada Damarwulan. Keesokan harinya, pemuda tersebut kemudian menemui sang adipati untuk mengajaknya bertarung lagi. Betapa terkejutnya Minak Jinggo saat melihatnya membawa gada wesi kuning miliknya. Tanpa basa-basi lagi, Damarwulan segera menyerang Minak Jinggo yang tidak berdaya tanpa senjata andalannya. Hanya dengan sekali pukulan, laki-laki tersebut langsung tumbang terkena senjatanya sendiri. Setelah itu, kepalanya dipenggal untuk diberikan kepada Ratu Kencana Wungu. Ternyata masalah belum selesai di situ saja. Saat, sedang dalam perjalanan pulang ke Majapahit, ia dihadang oleh Layang Seta dan Layang Kumitir. Kedua sepupunya itu ingin merebut kepala Minak Jinggo supaya nantinya dinyatakan sebagai pemenang sayembara. Karena tidak mau menyerahkan, Damarwulan kemudian diserang oleh dua orang tersebut. Perkelahian yang tak sepadan itu membuatnya kalah. Kepala Minak Jinggo pun dapat direbut dengan mudah. Mereka kemudian bergegas ke Majapahit untuk memberikannya kepada sang ratu. Pemenang yang Sebenarnya Layang Seta dan Layang Kumitir kemudian datang mempersembahkan kepala Minak Jinggo kepada sang ratu. Tak lama kemudian, datanglah Damarwulan untuk menyampaikan kejadian yang sebenarnya. “Ampun, Gusti Ratu. Hamba telah melakukan pekerjaan dengan baik. akan tetapi di tengah perjalanan, Layang Seta dan Layang Kumitir menghadang dan merebutnya dari tangan hamba,” jelas Damar Wulan. Hal itu tentu saja disanggah mentah-mentah oleh kedua sepupunya itu. “Ampun Gusti Ratu. Apa yang diucapkan oleh Damarwulan itu palsu. Kamilah yang telah membunuh dan memenggal kepala Minak Jingga,” kata Layang Seta. Karena dua kubu terus bersikeras, maka Ratu Kencana Wungu kemudian menyuruh mereka untuk bertarung lagi. Yang berhasil menjadi pemenang itulah yang telah berhasil membunuh Minak Jinggo. Untuk pertarungan kali ini, Damar Wulan lebih sigap dan waspada dalam menghadapi kedua sepupunya. Ia harus membuktikan kalau dirinya mengatakan hal yang sebenarnya. Pertarungan sengit pun terjadi lagi. Masing-masing pihak tidak ada yang mau mengalah dan berusaha mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Setelah menjalani perkelahian yang cukup panjang, akhirnya Damar Wulan berhasil mengalahkan dua sepupunya itu. Layang Seta dan Layang Kumitir kemudian mengakui semua kesalahannya. Akan tetapi, sang ratu tak memberi ampun dan menjebloskan mereka ke dalam penjara. Damarwulan yang berhasil memenangkan sayembara kemudian mendapatkan hadiahnya, yaitu menikah dengan Ratu Kencana Wungu. Baca juga Simak Kisah Dongeng Klasik Cinderella dan Sepatu Kaca Beserta Ulasan Menariknya di Sini, Yuk! Unsur Intrinsik dari Cerita Rakyat Damarwulan Asal Jawa Timur Sumber Ade Soekirno SSP – Grasindo Setelah menyimak ringkasan cerita rakyat Damarwulan asal Jawa Timur, selanjutnya di sini kamu juga akan menemukan ulasan singkat mengenai unsur-unsur instrinsiknya. Langsung saja cek ulasannya berikut ini 1. Tema Tema atau inti cerita dari cerita rakyat asal Jawa Timur berjudul Damar Wulan ini adalah tentang janji yang harus ditepati. Apabila Ratu Kencana Wungu bisa memegang janjinya dengan menikahi Minak Jinggo yang telah memenangkan sayembara, mungkin kisahnya tidak akan menjadi rumit. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada banyak sekali karakter atau tokoh dalam cerita rakyat Damarwulan asal Jawa Timur ini. Namun, yang akan dibahas di sini tentu saja tokoh cukup penting saja. Yang pertama adalah Ratu Kencana Wungu. Ia adalah pemimpin yang adil dan mengayomi rakyat. Hanya saja, ia tidak bisa menepati janji seperti apa yang dikatakannya dalam sayembara. Beruntungnya saat mengadakan sayembara yang kedua, ratu benar-benar memenuhi janjinya. Kemudian, ada Jaka Umbaran atau Minak Jinggo. Ia adalah seorang laki-laki yang sakti dan sigap. Sepertinya, ia menjadi orang yang jahat, pendendam, dan pemarah setelah sang ratu tidak mau menepati janjinya. Yang ketiga ada Damarwulan. Ia merupakan seorang pemuda santun, ikhlas, dan juga memiliki ilmu yang cukup tinggi. Ia juga seseorang yang gigih dan tidak mudah menyerah. Selanjutnya adalah Layang Seto dan Layang Kumitir yang memiliki sifat iri hati dan dengki. Mereka juga curang dan mau menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. 3. Latar Secara umum, latar tempat yang digunakan dalam cerita rakyat Damarwulan ini adalah Jawa Timur. Namun, secara spesifik di dalam cerita juga disebutkan beberapa tempat, yakni Kerajaan Majapahit, rumah Patih Logender, dan Kerajaan Blambangan. 4. Alur Cerita rakyat Damarwulan asal Jawa Timur ini menggunakan alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari kemarahan Minak Jinggo yang berusaha merebut wilayah Majapahit karena sang ratu tidak memenuhi janji. Kemudian, Adipati Blambangan tersebut dapat dikalahkan oleh Damar Wulan menggunakan senjatanya sendiri. Ia pun memenangkan sayembara dan menikah dengan sang ratu. 5. Pesan Moral Ada banyak sekali amanat atau pesan moral yang bisa kamu petik dari cerita rakyat Damarwulan asal Jawa Timur ini. Salah satunya adalah kalau sudah berjanji dengan seseorang, maka tepatilah. Karen kalau tidak, bisa-bisa urusannya akan menjadi semakin runyam. Selain itu, janganlah iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Meski telah melakukan segala cara untuk merebutnya, tapi kalau itu bukan rezekimu pasti akan hilang juga. Nah, selain unsur intrinsiknya, kamu jangan lupakan juga mengenai unsur-unsur ekstrinsik dari cerita rakyat Damarwulan asal Jawa Timur ini. Unsur ekstrinsik biasanya berhubungan dengan latar belakang penulis, masyarakat, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Baca juga Dongeng Kebo Iwa dan Ulasan Lengkapnya yang Merupakan Asal-Usul Danau Batur di Bali Fakta Menarik tentang Cerita Rakyat Damarwulan asal Jawa Timur Sumber Rosda Jayaputra Selanjutnya, di sini kamu juga akan menemukan beberapa fakta menarik tentang legenda asal Jawa Timur tersebut. Baca informasi lengkapnya berikut ini, yuk! 1. Memiliki Versi Lain Namanya juga legenda atau cerita rakyat yang dulunya dituturkan secara lisan. Maka, wajar saja jika kisah ini memiliki banyak versi. Salah satu versi lainnya adalah sebelum Damar Wulan mengemban tugas yang diberikan oleh Ratu Kencana Wungu, ia ternyata sudah menikah dengan Dewi Anjasmara. Dewi Anjasmara adalah anak dari Patih Logender. Kedekatan keduanya bermula dari Damarwulan yang sering disiksa oleh kedua saudara Anjasamara, yakni Layang Kumitir dan Layang Seta. Karena terluka dan tak bisa mengobati dirinya sendiri, maka Dewi Anjasmaralah yang merawatnya. Jalinan cinta Damar Wulan dan Dewi Anjasmara ternyata semakin serius. Setelah mendapatkan restu dari Patih Logender, keduanya kemudian resmi menikah. Tak lama berselang, Kerajaan Majapahit yang mengalami masalah yang disebabkan oleh Minak Jinggo. Pemimpin Blambangan tersebut terpikat dengan kecantikan Ratu Kencana Wungu dan datang melamarnya. Sayang sekali, lamaran tersebut ditolak karena laki-laki itu sudah memiliki banyak selir. Minak Jinggo pantang menyerah dan melamar sang ratu berkali-kali. Namun, hasilnya tetap sama saja. Karena kesabarannya sudah habis, ia kemudian mengusik ketentraman wilayah Majapahit. Ratu kemudian membuat sayembara. Bunyinya, yaitu jika ada perempuan yang berhasil mengalahkan Minak Jinggo akan dijadikan saudara. Sementara itu, jika laki-laki akan dijadikan pasangan. Sayangnya, meski sudah banyak yang mencoba, tak ada satu pun yang berhasil. Kemudian pada suatu hari, sang ratu mendapat bisikan kalau yang dapat mengalahkan Minak Jinggo adalah seorang laki-laki bernama Damar Wulan. Ia kemudian menemui Patih Logender dan meminta kerelaannya untuk melepas sang menantu. Nah, untuk kelanjutan kisahnya kurang lebih sama dengan apa yang sudah kamu baca di atas. 2. Diangkat Menjadi Film Sumber Indosiar Cerita rakyat Damarwulan asal Jawa Timur ini memang cukup populer. Maka tidak mengherankan jika banyak yang mengangkat kisah tersebut menjadi film dan sinetron. Salah satu sadurannya adalah film berjudul Damarwulan-MinakJinggo yang dirilis pada tahun 1983 lalu. Film yang dibintangi oleh Benny Rahardja dan Chintami Atmanegara tersebut disutradari oleh Alim Bachtiar. Untuk versi yang lebih barunya, salah satu saluran TV Indonesia juga pernah menayangkan drama kolosal yang diadaptasi dari cerita rakyat ini pada tahun 2013 lalu. Sinetron tersebut dibuat oleh rumah produksi Genta Buana Paramita serta dibintangi oleh Rico Verald, Poppy Bunga, dan Anindika Widya. Baca juga Dongeng Kancil dan Kura-Kura yang Cocok Dibacakan Pada Si Kecil Beserta Ulasan Lengkapnya Sudah Puas Menyimak Kisah Damar Wulan dan Minak Jinggo di Atas? Itulah tadi ringkasan, ulasan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik dari cerita rakyat Damarwulan asal Jawa Timur yang bisa kamu simak di PosKata. Gimana? Semoga saja tidak hanya menghibur, tetapi kamu juga bisa memetik pelajaran berharga dari kisah tersebut. Nah, kalau kamu masih ingin membaca kisah atau cerita rakyat yang lainnya, langsung saja cek di PosKata, yuk! Beberapa contohnya adalah cerita rakyat Calonarang, kisah Garuda Wisnu Kencana, legenda Putri Hijau, dan masih banyak lagi. Untuk yang mencari dongeng dari Barat atau kisa para nabi, kamu juga bisa menemukannya di sini, lho. Jadi, tunggu apa lagi? Langsung saja dilanjutkan membacanya, ya! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
Ngasemmenika nami dhusun ingkang kalebet wewengkon kecamatan ambarawa, kabupaten semarang. Rawa pening memiliki ukuran sekitar 2.670 hektar yang menempati empat wilayah kecamatan, yaitu kecamatan ambarawa, bawen, tuntang, dan. Ringkasan Cerita Wayang Sedang Kacariyos ing ngasem wonten padhepokan kondhang. Ringkasan cerita rawa pening bahasa jawa.
Assalamu'alaikum RAJEB GROUPS - Di kesempatan kali ini kami akan membagikan Naskah Drama Bahasa Jawa dengan judul Lakon Damarwulan. Yup siapa sih yang tidak tahu damar wulan, mungkin bagi sebagian anak sekarang tidak banya mengenal cerita atau drama Damarwulan. Namun dulu cerita ini pernah ditayangkan di televisi swasta. berikut saya berikan penjelasan singkat mengenai Damarwulan yang saya kutip dari Wikipedia Indonesia. Damar Wulan sering juga ditulis Damarwulan adalah seorang tokoh legenda cerita rakyat Jawa. Kisah Damar Wulan ini cukup populer di tengah masyarakat dan banyak terdapat versi lakon, sendratari ataupun cerita tertulis yang telah dibuat mengenainya. Umumnya, kisah-kisah tersebut adalah berdasarkan Serat Damarwulan, yang diperkirakan mulai ditulis pada masa akhir keruntuhan Majapahit. Diceritakan awalnya Damar Wulan mengabdi sebagai tukang rumput kepada Patih Loh Gender dari Majapahit. Karena kepandaiannya, Damar Wulan dapat menjadi abdi andalan Patih Loh Gender, dan Anjasmara putri sang patih terpikat dan jatuh cinta kepadanya. Damar Wulan kemudian mendapat tugas dari raja putri Majapahit, yaitu Ratu Kencana Wungu, untuk menyamar dengan tujuan membantu mengalahkan Menak Jinggo penguasa Blambangan yang bermaksud memberontak kepada Majapahit. Damar Wulan yang tampan dapat menarik perhatian selir-selir Menak Jinggo, yaitu Waeta dan Puyengan. Dengan bantuan mereka, Damar Wulan berhasil memperoleh senjata sakti gada Wesi Kuning milik Menak Jinggo. Menak Jinggo kemudian berhasil dikalahkan dan Damar Wulan menjadi pahlawan. Ia memboyong kedua selir tersebut, serta pada akhirnya juga mempersunting sang raja putri Majapahit. Tanpa panjang lebar lagi berikut Naskah Drama Bahasa Jawa Damarwulan Lakon Damarwulan Adegan I Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung Atiku rasane kok ra karu-karuan. Tansah kelingan marang Dyah Ayu Kencana Wungu. Saben wengi ora bisa turu, yen miring praupane katon ana tembok, yen mlumah wewayangane ginambar ana ing ndhuwur, yen mengkurep kok ya krasa ngganjel. Wadhuh wadhuh wadhuh. Dayun Kangmas Minakjingga. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung Dyah Ayu Kencana Wungu, mrenea wong ayu. Aku kangen marang sliramu. Dayun Panjenengan mawon ingkang mriki kangmas. Kula ugi mpun kangen sanget kaliyan panjenengan. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung enak tenan iki. Ya ya ya ya wong ayu aku mrana saiki. Mnak Jingga arep ngrangkul nanging Dayun endha Minakjingga Lho lho lho kok malah mbeda. Yung yung yung yung yung yung yung aja lunga wong ayu. Dayun Ayo kang mas. Mriki kula kangen sanget kaliyan panjenengan kangmas. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung wong ayu kowe jan nggodha atiku, awas lho yen kecekel arep tak kik kuk kik kuk kik kuk. Ha ha ha ha ha. Dayun Mriki kang mas. Minakjingga Aku wis ora kuwat. Yung yung yung yung yung yung yung, kecekel kowe saiki. Aku wis ora kuwat wong ayu ha ha ha ha. Angkat/Ongkot Buta Sembah Sungkem kula Gusti Prabu. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung Ana apa kowe ngganggu aku yang yangan karo yayi kencana wungu. Angkat/Ongkot Buta Gusti Kencana Wungu? wonten pundi panjenengan-ipun? Minakjingga Iki sing lagi dakdhekep. Angkat Buta Menika mboten Gusti Ratu, ananging menika Dayun Gusti. Minakjingga Apa iya? Ongkot Buta Leres Gusti, menika mboten Gusti Ratu Kencana Wungu, menika Dayun batur sampeyan dalem. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung kurangajar kowe dayun. Aku mbok apusi. Banjur kepriye Angkat Buta lan Ongkot Buta, sliramu sakloron wis netepi jejibahan saka aku. Angkat Buta Nun inggih, sampun Sang Prabu. Nawalanipun sampun kula aturaken dhumateng Gusti Ratu Kencana Wungu. Minakjingga Banjur kepriye Ongkot Buta? Mesthi ditrima. Ha ha ha. Ongkot Buta Kasinggihan Gusti, nawalanipun sampun ditampi dening Gusti Ratu Kencana Wungu. Ananging saksampunipun nawala dipunwaos banjur diremet-remet lajeng dibuwang. Saksampunipun nawala dibuwang menika Gusti Ratu Jengkar saking dhampar keprabhon. Minakjingga Lha banjur kepriye katrangan saka Kencana Wungu? Kok banjur sliramu mulih ana Blambangan. Angkat Buta Aturipun Patih Logender tigang dinten saking dinten menika Gusti Ratu badhe paring wangsulanipun. Minakjingga Apa bener kuwi Ongkot Buta? Ongkot Buta Nun inggih Sang Prabu. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung Angkat Buta Ongkot Buta, majua mrene. Kowe iki buta pinter apa bodho. Krungu wangsulan ngono kok langsung bali. Becike saiki dakantemi sisan. Angkat/Ongkot Buta Ampun gusti, ampun. Dayun Ampun Dewaji. Sareh Dewaji. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung kowe aja melu-melu yun. Daktempilingi sisan kowe mengko. Angkat Buta Ongkot Buta, kowe minggata saka probolinggo nganti pitung dina suwene. Aku ora sudi ngingeti dapurmu. Aku ora sudi nduwe patih dhedhel pikirane. Angkat/Ongkot Buta Sendhika dawuh Gusti Prabu. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung Dayun,atiku rasane lara. Aku amung nagih janjine Brawijaya mbiyen yen aku bisa mateni kebo marcuet aku arep didhaupake karo Kencana Wungu lan antuk Kraton Majapahit. Kebo Marcuet wis mati ing tanganku, nanging aku durung diwenehi ganjarane. Kencana Wungu ora ndang didhaupake karo aku. Malah saiki daklamar ora ana wangsulan. Yung yung yung yung yung yung yung Dayun, atiku lara. Kanggo nglelipur atiku, ayo dherekna aku ing Taman marani Dhiajeng Waita lan Puyengan. Dayun Mangga Dewaji, mangga kula dherekaken. Adegan II Ratu Kencana Wungu Paman Patih Logender, kados pundi pamanggih paman ngengingi kedadosan ingkang lumampah ing pendapi agung Majapahit gangsal dinten kepengker, Paman? Patih Logender Punten dalem sewu, lepat nyuwun pangapunten. Pamanggih kula, sampun trep lan mesthinipun menawi utusan Blambangan menika katampik lan katundhung awit sampun kumawani tumindak nungkak karma ing ngarsa gusti prabu putri. Ratu Kencana Wungu Miturut Paman Menak Koncar, kados pundi? Menak Koncar Nyuwun pangapunten gusti prabu, menawi atur kula mangke kumawantun. Ratu Kencana Wungu Inggih Paman, mangga enggal matur. Menak Koncar Majapahit badhe ketaman dahuru… Patih Logender Menak Koncar, aja gawe ada-ada kanthi munjuk atur kang kaya mangkono. Majapahit iku negri kang santosa, prajurite kondhang trenggina,s ganep ing gaman lan wasisi ing reh tata kaprajuritan. Saka ngendi pangucapmu kuwi Menak Koncar. Menak Koncar Patih Logender, aku mangsuli pandangone Gusti Prabu Kencana Wungu. Kenangapa kakang Patih kok nyaru-nyaru wuwus bali takon marang aku. Patih Logender Menak Koncar, anane aku kepeksa nyangkal panemumu awit rumangsa giris kok ana sawijining punggawa Majapahit kang kaya kowe. Kowe wani nganggep Majapahit gampang katempuhing dahuru. Kudune kowe pitaya yen ta sepira gedhene wong-wong kang bakal ngrusak Majapahit mesthi bisa katumpes kanthi gampang bebasan suwe mijet wohing ranti. Menak Koncar Kabeh aturipun Patih Logender menika leres. Nanging Majapahit bakal nyemplung ing juranging kasangsaran nalika para nayaka praja tumindak tanpa petung. Kaya kang kok tindakake nyempalani utusan Blambangan. Panjenengan menika Patih menapa brandhal pasar? Patih Logender Menak Koncar. Kencana Wungu Cukup! Patih Logender lan sira Adipati Menak Koncar. Ora mungguh yen ta para sesepuhing praja Majapahit padha rebut bener saka panemune dhewe-dhewe. Iki parepatan agung ing ngarsaku sang prabu putri Kencana Wungu. Majapahit ora butuh pasulayane para nayaka praja, ning mbutuhake pamrayoga kepriye anggone mrantasi perkara iki. Ingsun kang arsa menggalih katentreman ing Majapahit iki. Menak Koncar Punten dalem sewu, kepareng nglajengken atur pamanggih kula. Kencana Wungu Dakkeparengake, Paman. Menak Koncar Kados pundi dukanipun sang Adipati Urubisma nyumurupi panglamaripun dipuntampik lan malih menawi mangertos utusanipun dipuncempalani ing Majapahit, menika ateges ngina marang panguwaosipun sang Urubisma. Menawi kakang Minakjingga boten trimah lan nggecak perang Majapahit menapa boten dados sangsaranipun Majapahit awit Majapahit sampun kecalan sawung. Kencana Wungu Panemune Paman Menak Koncar padha kaya kang sun penggalih. Mula sajrone limang dina iki ingsun tansah nyenyuwun palimarmane Sang Hyang Widhi ing sanggar pemelengan. Wusanane ingsun nyumpena. Patih Logender Gusti Prabu, menawi kepareng mangertos kados pundi wujudipun sumpena menika? Kencana Wungu Ingsun nyumpena yen ta ana jago ing taman Kepatihan. Patih Logender Ing Kepatihan menika namung wonten kula, anak kula, Layang Seta lan Layang Kumitir. Lajeng sinten sawung menika, Gusti Prabu? Menak Koncar Kakang Patih Logender, menawi kula boten lepat, kula nampi kabar panjenengan kagungan putra mantu. Menika rak saged pun dadosaken sawung? Patih Logender Mantu kula menika bocah ndesa, ingah-ingih tebih saking wiragane satria. Dados boten pantes menawi kasawungaken. Kencana Wungu Paman Patih Logender, menawi kepareng sinten jejulukipun putra mantu penjenengan menika? Patih Logender Inggih, Gusti Prabu. Putra mantu kula sesilih Damarwulan. Kencana Wungu Sinten, Paman? Patih Logender Damarwulan, Gusti Prabu. Kencana Wungu Layang Seta lan Layang Kumitir. Ingsun ngersakake sowane Damarwulan ing pasewakan agung. Layang Seta dan Layang Kumitir memanggil Damarwulan Patih Logender Gusti Prabu, menawi kepareng mangertos kenging menapa pun Damarwulan dipuntimbali marak. Kencana Wungu Kawruhana kabeh, ingsun nyumpena yen ta kang bisa nyirnakake Prabu Urubisma ora liya priya saka kepatihan kang asesilih Damarsasangka ya Damarwulan. Sowane Damarwulan Damarwulan Kula ingkang sowan, Gusti Prabu Putri Kencana Wungu. Kencana Wungu Iki sing jenenge Damarwulan? Damarwulan Leres pamawasipun, Gusti Prabu. Kencana Wungu Yen nitik gambaran sajroning impenku, sajak pancen kowe kang bisa numpes kridhane sang Minakjingga. Lan ingsun wis prasetya, sapa kang bisa numpes reretune Majapahit yaiku Adipati Minakjingga bakal nglungguhi dhampar kencana Majapahit lan aku bakal nyuwitani wong priya mau. Adegan III Emban 1 dan 2 improvisasi damarwulan dan Anjasmara masuk bersamaan Damarwulan Kok sajake tenanan anggone padha gegojegan? Emban 1 boten kok gusti pangeran… Emban 2 E..ee..ee…kula mlebet rumiyin ndara… Anjasmara Iya yung, kana ngapa ta ngapa ana njero kana lo? Emban 1+2 Nggih ndara, sugeng ehem..ehem…lo ndara… Anjasmara E, kok isih mbeda ki lo… Damarwulan Uwis ta yayi, mung dibeda wae kok ya… Anjasmara La menika lo kangmas… Damarwulan Iya…kene-kene diajeng… Anjasmara Kangmas, kok dangu anggenipun sowan dhateng kraton. Melang-melang sanget rosing manah kula, sumelang menawi wonten menapa-menapa. Damarwulan Ya, ya, garwaku sing ayu. Antuk pamujimu raharja lakuku ora nampa alangan. Ya wis dikancani karo mbok mban ngono kok. Nggih ta, mbok? Anjasmara Lha wonten menapa ta, Kangmas, panjenengan kok dipuntimbali dening Sang Dyah Subasiti? Damarwulan Ngene, yayi. Aku mau katimbalan gusti Kencana Wungu jalaran aku kautus numpes kridhane Adipati Minakjingga ing Kadipaten Blambangan. Mula kuwi, aku arep pamit njaluk puji rahayu marang sliramu jalaran aku kudu mangkat dina iki. Anjasmara Dhuh, Kangmas, pepundhen kula. Sakalangkung bombong manah kula, ananging kula sakalangkung sumelang. Adipati Blambangan menika lak kondhang sinekti mandraguna lan nggegirisi. Menawi Kangmas mangke… nangis Damarwulan Wis, wis, cukup. Ora perlu nangis. Dipasrahake wae lelakon iki marang Gusti Kang Yasa Jagad, muga-muga kalis saka rubeda sarta antuk karya. Mula diajeng, melua dedonga, sarta aku jaluk pamit sangonana kleceme lathimu wong manis. Anjasmara Kangmas iki lo, kok ya isih mbeda aku lo ya? Kula ndherek inggih kangmas? Damarwulan Diajeng, lungaku ing Balmbangan iki dudu pariwisata, nanging nyangkul jejibahane bangsa numpes reretuning Majapahit. Mesthi bakal akeh bebaya…la kok si adhi kepengin melu ki kepriye ta? Anjasmara Kangmas, kula mboten kiyat menawi kedah pisah kaliyan panjenengan kangmas. Damarwulan Diajeng, aku lunga ora suwe, iki mung sawetara kasil gegayuhanku, aku mesthi bakal nemoni sliramu lan bakal bali kumpul maneh diajeng. Anjasmara Nanging kangmas, Minakjingga menika sekti mandraguna. Kula ajrih kangmas.. Damarwulan Ora usah wedi wong Ayu. mlaku bersama adegan roman Damarwulan Yayi sawangen endahe mbulan kae yayi….Umpama aku wis tinakdiran ora bisa nyawang sunare srengenge, cahyane rembulan, lan kumebyare lintang, aku lila yayi… Anjasmara Ampun ngendika mekaten ta kangmas? Damarwulan Merga kabeh kuwi mau wis nyawiji ing sariramu wong Ayu…. Anjasmara Ah, kakangmas iki lo? ASMARADANA Anjasmara arimami Masmirah kulaka warta Dasihmu tan wurung layon Aneng kutha Probolinggo Prang tandhing Wurubisma Kariya mukti wong ayu Pun kakang pamit palastra Damarwulan Diajeng, sajak katrem anggonmu turu. Aku mesthi bali diajeng. Anggonmu nggondheli aku kuwi ndadekna aku ora wedi ngadhepi sang Urubisma. Diajeng, muga-muga sliramu tansah setya ngenteni tekaku. Aku pamit diajeng. Damarwulan ninggalna Anjasmara. Anjasmara Kakang, Kangmas Damarwulan. Aku tansah ndedonga muga-muga gusti ingkang akarya jagad tansah maringi keslametan dhumateng panjenengan kangmas. Adegan IV Waita Yayi, Puyengan. Kepiye rasane atimu mapan aneng Kadipaten kene? Puyengan Dhuh, Kangmbok. Kula tansah prihatos ngraosaken lelampahan kula piyambak. Yektinipun kula menika boten tresna dhateng Sang Urubisma. Waita Yayi, lha kok jumbuh tenan karo pangrasaku, padha karo sliramu. Ngono kok arep duwe bojo neh, Gusti Kencana Wungu sisan. Puyengan Inggih, Kangmbok. Kula boten peduli menawi Kangmas Minakjingga krama malih, nanging kok kedah Gusti Kencana Wungu? Eman-eman Kanjeng Gusti ta nggih? Waita Lha ya. Njur nasibe dhewe piye iki, Yayi? Mula seksenana, aku bakal prasetya sapa sing bisa ngentasake aku saka Blambangan kene, yen putri bakal dak dadekake sedulur sinarawedi, yen kakung bakal dak suwitani. Puyengan Semanten ugi kula, Kangmbok. Kula ugi prasetya sami kaliyan kakangmbok. Waita Ning apa ya ana sing bakal bisa yayi? Damarwulan mlebu. Damarwulan Kula kang sagah mbiyantu mujudaken gusti putri. Waita Yayi Puyengan, kae ana priyayi bagus banget mlebu ana ing keputren. Yen tak sawang kaya dudu wong Blambangan ya? Puyengan Inggih, Kangmbok. Prayogi dipun dangu sinten asmanipun, lajeng saking pundi, saha wonten perlu menapa. Waita Jangkep tenan pitakonanmu, Yayi? noleh marang Damarwulan Kisanak, panjenengan menika sinten? Lan asalipun saking pundi? Kadosipun kok boten tiyang saking kadipaten ngriki. Damarwulan Kula Damarwulan, punggawa saking Majapahit. Lajeng panjenengan menika sinten saha menika wonten ing pundi? Waita Kula Waita dene menika adhi kula Puyengan, garwa seliripun Adipati Minakjingga. Menika wonten ing keputren Blambangan. Lha panjenengan menika wonten perlu menapa kok tindak dhateng Blambangan ingkang tebih saking Majapahit? Damarwulan Awrat raos kula awit kaduta dening narendra Majapahit supados ngrangket Adipati Minakjingga awit sampun kumawani mbalela dhateng kraton Majapahit. Puyengan Menawi mekaten kisanak, kula sakloron purun mbiyantu kisanak ngantos kasiling sedya. Waita Inggih, Kisanak. Menawi panjenengan saged ngasoraken Adipati Minakjingga, kula lan yayi kula purun ndherek panjenengan. Damarwulan Ananging kula sampun gadhah garwa, gusti. Waita Boten dados menapa. Awit menika sampun dados prasetya kula sineksen jagad saisinipun kisanak? Puyengan Inggih, Raden. Pramila raden keparenga nampi pasuwitan kula kekalih nggih? Damarwulan hmmm……. Minakjingga mlebu ngonangi Damarwulan. Minakjingga We, lha dalah! Yung, yung, yung. Ana wong wani-wanine mlebu ing taman keputren nggodha bojoku. Sapa kowe, bocah bagus? Damarwulan Jenengku Damarwulan, sentana saka Majapahit. Minakjingga guyu Dadi gustimu wis ana wangsulan kanggo lamaranku? Lak ditampa ta? Damarwulan Iya, bener. Tekaku mrene diutus dening Juwita Ratu Kencana Wungu supaya mangsuli lamaranmu kanthi ngendarat kowe. Mula manuta dak sowanake ing Majapahit. Minakjingga Wo wo wo wo , bocah gemblung! Bosen urip kowe,Wani-wanine nggugah macan turu. Tinimbang kowe mati eman-eman bagusmu, mula manuta kowe wae sing tak rangket ya! Damarwulan Bisa nglangkahi kunarpaku mbok menawa lagi klakon. Hayo tandhingana aku! Minakjingga Sak unimu! Dak ladeni kene. Yayi Sakloron, mlebua menyang kamarmu. Tak tandhingane bocah gemblung kae! Waita lan Puyengan metu. Minakjingga tandhing lumawan Damarwulan. Damarwulan asor dening gada. Minakjingga mbengok Yung yung yung yung Dayun. Mrenea, Yun. Dayun mlebu karo mlayu. Minakjingga Bocah iki wis klenger. Saiki entenana, sesuk pletheking srengenge, tak kethok gulune banjur tak cangking menyang Majapahit. Dayun Siap, Mas Bro! Jingga, Jingga, Jingga, Hu! Minakjingga metu. Dayun tunggu Damarwulan sinambi mbeda awake Damarwulan. Rada suwe, Dayun keturon. Waita lan Puyengan Mlebu nggawa pusakaning Minakjingga. Waita Jagad Dewa Bethara, teka Raden Damarwulan kok ora bisa menang tandhing karo Kangmas Minakjingga. Yayi, Kepiye prayogane? Puyengan Kakangmbok, enggal dipunungkuli pusakanipun Kangmas Minakjingga ingkang sampun kula cidra kemawon. Mbok bilih kenging dados usadaning Raden Damarwulan. Waita Iya. Gawa rene, dak ungkulane Kyai Wesi Kuning, dimen waluya Raden Damarwulan. Damarwulan diungkuli pusaka lajeng tangi. Damarwulan Aku iki ngimpi apa piye, saka rumangsaku aku turu, lha kok jebul tangi-tangi wis adhep-adhepan karo panjenengan maneh? Puyengan Raden, kala wau panjenengan asor tandhing lumawan Adipati Minakjingga. Lajeng dipunusadani dening gada menika, ingkang aran Kyai Wesi Kuning. Waita Leres, Raden. Menika pusakanipun Adipati Blambangan. Tanpa pusaka menika, sang Adipati boten saged menapa-menapa. Langkung prayogi gada menika dipunasta dening panjenengan. Damarwulan Ya, banget panarimaku dene semana labuhmu marang aku. Mula aja kesuwen ana kene, selak kadenangan sing padha jaga. Dayun tangi. Dayun bengak-bengok Whe lha dalah. Bocah kuwi tangi maneh. Kok isa? Ndara, Ndara! Raden Damarwulan bergas malih, Ndara. Ndara! Minakjingga mlebu karo omong saka jero. Minakjingga Heh! Napa ta, Yun? Bengak bengok wae. Mbrebegi wong turu ngerti apa ora kowe? Ana apa? Tekan jero, weruh Damarwulan banjur kaget Whe, lhah? Isih urip kowe, Damarwulan? Kepiye kowe Yun? Kok kowe isa ora ngerti. Dayun Nyuwun pangapunten, Ndara. Kula kala wau keturon. Damarwulan Awit pangayomane Jawata aku isih waras. Heh, Urubisma, sawangen apa sing dak gawa! Minakjingga Lho, wani nyolong pusakaku kowe. Balekna mrene! Mengko dak opahi apa panjalukmu. Damarwulan Mara mrene, tampanana! Minakjingga dikepruk gada. Banjur mati. Damarwulan magas gulune Minakjingga. Dayun metu keweden. Damarwulan Yayi, Waita lan Puyengan. Minakjingga wis tumeka pati. Iki mustakane, arep dak sowanake Majapahit. Saiki melua aku dadia seksi ya? Waita & Puyengan Kasinggihan, Raden. Layang Seta lan Layang Kumitir mlebu. Damarwulan Adhi. Kok wis tekan kene? Layang Seta Inggih, Kakang. Sami raharja, Kakang? Damarwulan Antuk pamujimu sakloron raharja ora ana pambengan, malah iki aku wis antuk gawe bisa ngasorake Minakjingga, wis tumekane pati. Layang Kumitir Sokur, Kakang. Dene panjenengan sing bisa ngrampungi karya. Aku lan Kangmas Seta melu bombong. Layang Seta Ananging, Kakang. Menapa kepareng kula nyuwun mustakanipun Minakjingga menika? Damarwulan Lho, kanggo apa, Dhi? Layang Kumitir Damarwulan, piye-piye aku tetep ora trima yen panjenengan sing bakal dadi ratu ing Majapahit. Damarwulan Lho, lha kok jebul kaya ngono penggalihmu, Dhi? Layang Seta Sabar, Dhi. Aja kesusu. Kados pundi, Kakang? Damarwulan Ya aja kaya ngono kuwi ta, Dhi. Wong kang kadhawuhan nyirnakake Minakjingga dening Ratu Subasiti kuwi aku kok. Layang Kumitir Yen ora entuk, tampanana kerisku iki, heh! Damarwulan tandhing lumawan Layang Seta lan Layang Kumitir. Damarwulan kalah. Layang Seta lan Layang Kumitir jupuk mustakane Minakjingga banjur metu. Waita lan Puyengan bengok-bengok weruh kahanane Damarwulan. Tunggul Manik mlebu. Tunggul Manik marani badane Damarwulan Hong Wilaheng Astungkara Sidhem. Whe, lha kok kaya mangkono pakartine Layang Seta lan Layang Kumitir. Jejere sentana ratu kok ora bisa kanggo tepa palupi. Damarwulan, tangia, Ngger! Damarwulan Panjenengan sinten? Tunggul Manik Aku Bapamu ngger. Damarwulan Bapa Tunggul Manik, pangabekti kula katur bapa. Tunggul Manik Iya ngger, tak tampa, sumurupa sira mau wis tumekane pati dicidra dening Layang Kumitir. Rahayune aku bisa maluyakake kowe, ngger. Mula aja kesuwen, enggal tungkanen Layang Seta lan Layang Kumitir menyang Majapahit. Damarwulan Ngaturaken agunging panuwun, Bapa. Nyuwun pangestu. Tunggul Manik metu. Damarwulan Ya wis, yayi. Ayo enggal mangkat menyang Majapahit. Waita & Puyengan Kasinggihan, Raden. Damarwulan metu kasusul Waita lan Puyengan. Adegan V Kencana Wungu kaadhep Patih Logender, Layang Seta, lan Layang Kumitir. Kencana Wungu Wa Patih, kadiparan pawartosipun Damarwulan ingkang kula utus dhateng Blambangan? Patih Logender Gusti Prabu, ngantos titi wanci menika, dereng wonten kabar saking para teliksandi ingkang sampun kasebar Gusti Kencana Wungu Hmmm…. Layang Seta Kula ingkag sowan Gusti Prabu? Kencana Wungu Seta lan Kumitir, sowan ora daktimbali ana wigati apa? Lan apa kang sira gawa? Layang Kumitir Kasinggihan, gusti. Nyuwun sewu pangapunten awit sowan boten tinimbalan. Menika jangganipun Adipati Minakjingga. Patih Logender Bagus…bagus, nanging kok dudu si Damarwulan? Layang Seta Rama Patih, kakang Damarwulan sampun seda rikala lumawan Sang Urubisma, katungka duginipun kula sakloron mbiyantu ngantos pejahipun Minakjingga nanging kakang Damarwulan ugi pejah. Damarwulan Dusta…. Kula ingkang sowan. Sembah sungkem kula, gusti. Layang Seta lan Layang Kumitir kaget Kencana Wungu Damarwulan? Dak tampa, kepenakna sowanmu. Damarwulan, Waita, lan Puyengan lungguh Damarwulan Kula namung badhe matur blaka bilih kula sampun saged ngasoraken sang Urubisma Kencana Wungu Lho, lho? Kepiye ta iki? Mau jarene Layang Seta lan Layang Kumitir sing wis ngasorake Minakjingga. Patih Logender plirak-plirik, gregeten marang anak-anake. Layang Seta lan Layang Kumitir mung dhingkluk keweden. Waita Nyuwun pangapunten, gusti. Sedaya atur Raden Layang Seta lan Layang kumitir menika boten leres. Kula lan yayi kula menika seksinipun. Puyengan Kasinggihan, juwita prabu. Sejatosipun Raden Damarwulan menika ingkang saged ngasoraken Minakjingga. Kencana Wungu Apa bener ngono? Seta Kumitir? Patih Logender Gusti Prabu, menika namung pikolehipun si Damarwulan kemawon Kok tega temen sira mitnah anakku sakloron, Damarwulan. Menak Koncar Nuwun sewu Gusti Putri. Kencana Wungu Iya, kepriye pamrayogamu Paman Menak Koncar? Menak Koncar Kepareng kula pitaken dhumateng anak angger Layang Seta lan Layang umitir. Kenca Wungu Mangga Paman. Menak Koncar Minakjingg kuwi satriya ingkang sekti mandraguna. Aku areptakon marang kowe sakloron Layang Seta Layang Kumitir. Kepriye anggonmu mateni Sang Urubisma? Layang Seta Kula kaliyan adhi kula menika mungsuh sang Urubisma. Adhi kula, kula dadosake umpan, lajeng kula magas Jangganipun saking wingking. Menak Koncar Banjur kepriye anggonmu magas Janggane Sang Urubisma Damarwulan? Damarwulan Mekaten paman, kula prang tandhing kaliyan Sang Urubisma. Ananging kula dipunpejahi ngagem Gada Wesi Kuning. Lajeng kula saged gesang malih amargi Diajeng Waita Kaliyan Puyengan mulihake kula ngagem pusakanipun Minakjingga inggih menika pedhang sokayana paman. Lajeng Minakjingg nyaketi kula, lajeng kula gebug ngangge pusakanipun piyambak inggih menika Gada Wesi Kuning, Paman Menak Koncar Saka ngendi sira bisa duwe pusaka Gada Wesi Kuning? Damarwulan Awit pambiyantunipung Diajeng Waita lan Puyengan ingkang nyidra saking gedhong pusaka Blambangan. Menak Koncar Bener Waita Puyengan? Waita + Puyengan Leres Gusti Adipati. Menak Koncar Gusti Prabu Kencana Wungu, kula saged netepaken menawi Damarwulan ingkang leres Gusti. Patih Logender Menak Koncar, lancing ucapmu, saka ngendi sira bisa netepake yen Damarwulan sing bener lan Seta Kumitir sing luput? Menak Koncar awit palapurane Waita lan Puyengan, cetha yen kabeh ucape anakmu sakloron iku goroh lan yen mung Seta Karo Kumitir kang tandhing mungsuh Minakjingg, dakkira anakmu sakloron bali amung jeneng. Patih Logender Menak Koncar, sira…….. Kencana Wungu Cukup!! Ingsun wis netepake yen ta Damarwulan tandhing karo Seta Kumitir. Sapa kang unggul jurite iku kang jujur. perang Damarwulan melawan Layang Seta lan Layang Kumitir, Damarwulan menang Kencana Wungu Ingsun netepake yen ta Damarwulan jumeneng nata ing Majapahit… ~~~~~~~sekian~~~~~~ Sekian tentang Naskah Drama Bahasa Jawa Damarwulan. Semoga bermanfaat buat kita semua. Terima kasih, salam RAJEB GROUPS Wassalamualaikum
Buatlahringkasan cerita 'anoman duta' 1 paragraf dalam bahasa jawa krama inggil Ringkasan cerita anoman duta - Brainly.co.id. pokok pokok isi crita anoman duta paragraf 1 - Brainly.co.id. Cerita Anoman Obong Dalam Bahasa Jawa - Belajar. Anoman Duta Lan Anoman Obong Materi Pembelajaran Mapel Bahasa Jawa Kelas 9 SMPN 3 Mojogedang - YouTube Tari Damarwulan atau sering juga dikenal dengantater jengger atau jinggonan, adalah fungsi seni pertunjukan dalam kehidupan masyarakat, sejenis dengan ketoprak atau ludruk. Damarwulan adalah salah satu konsep kesenian drama tari tradisional dari daerah Banyuwangi, dimana semua tokoh yang terkait dituntut untuk bisa menari dan berperan, dan kesenian ini merupakan alkulturasi antara kebudayaan Banyuwangi dan Nama Damarwulan diambil dari nama seorang tokoh yang diperankan dalam kesenian ini yaitu Damarwulan atau Minakjinggo. Kesenian ini biasanay dimainkan oleh 40 sampai 50 orang pemain yang dibagi menjadi 4 kelompok dan menggunakan bahasa ini merupakan contoh tari berpasangan karena dalam seni tari ini Diceritakan seorang ksatria yang sedang jatuh cinta kepada seorang putri raja. Cerita Damarwulan berkisar tentang antara Minakjinggo dengan Damarwulan pada masa Majapahit dan berbentuk tembang atau nyanyian dari Jawa. Pengaturan cerita biasanya dilakukan oleh seorang dalang yang fungsi dan kedudukannya mirip dengan dalang dalam pementasan seni wayang orang, dengan memberikan gambaran apa yang akan terjadi sebelum adegan dimulai. Pertunjukan biasanya diadakan mulai jam dan berakhir pada dini adalah seorang tokoh legenda cerita rakyat Jawa. Kisah Damarwulan ini cukup populer di tengah kalangan masyarakat dan banyak terdapat versi lakon, sendratari ataupun cerita tertulis yag telah dibuat mengenainya. Umumnya, kisah kisah tersebut adalah berdasarkan serat Damarwulan, yang diperkirakan mulai ditulis pada masa akhir keruntuhan awalnya Damarwulan mengabdi sebagai tukang rumput kepada Patih Loh Gender dari Majapahit. Karena kepandaiannya, Damarwulan dapat menjadi abdi andalan Patih Loh Gender dan Anjasmara putri sang patih terpikat dan jatuh hati kemudian mendapat tugas dari raja putri Majapahit, yaitu Ratu Kencana Wungu, untuk menyamar dengan tujuan untuk membantu mengalahkan Menak Jinggo penguasa Blambangan yang bermaksud memberontak kepada Majapahit. Damarwulan yang tampan dapat menarik perhatian selir selir Menak Jinggo yaitu Waeta dan bantuan mereka, Damarwulan dapat berhasil memperoleh senjata sakti gada wesi kuning milik Menak Jinggo. Menak jinggo kemudian berhasil dikalahkan dan damarwulan menjadi pahlawan. Ia memboyong kedua selir tersebut, serta pada akhirnya juga mempersunting sang raja putri SeniDalam cerita wayang dari banyuwangi dan janger penggamabaran menak jinggo berlawanan dengan penggambaran dalam serat damarwulan. Menak jinggo digambarkan berwajah rupawan dan disukai banyak wanita karena sifatnya yang arif dan bijaksan serta menjadi pengayom jinggo memberontak karena kencana wungu tidak memnuhi janji untuk menjadikan ia sebagai suaminya, setelah menak jinggo mampu menaklukan pengacu kebo marcuet yang mengamuk di majapahit. Meskipun akhirnya ia dikalahkan damarwulan, menak jinggo tetaplah dianggap pane adalah seorang sastrawan pujangga baru pernah menulis naskah drama damar wulan, yang diberinya judul sandakala ning majapahit. Meskipun demikian, kahir ceritanya sangat berbeda sekali dengan serat damar wulan yang dijadikan sebagai dasar pembuatan naskah damar versi sanuse pane ini, nasib damar wulan berakhir menyedihkan. Damar wulan dituduh berkhianat dan tidak dinikahkan dengan sang putri raja. Ia pun akhirnya dihukum mati, dan setelah majapahit ditumbangkan oleh pasukannya dari kerajaan demak bintara. Kisah damarwulan menakjingga cukup populer bagi masyarakat jawa. Sering ditampilkan dalam seni tari, wayang maupun teater rakyat. Di banyuwangi, teater rakyat yang sering mementaskan lakon itu adalah kesenian damar wulan menak jingga tersebut menceritakan damarwulan yang mendapat perintah dari putri ayu kencana wungu dari majapajit untuk mengatasi pemberontakan manak jingga. Damarwulan akhrnya berhasil memenggal kepala sang ulasan singkat mengenai tari damarwulan dan penjelasannya, semoga dapat menambah wawasan kita semua. Dan kita dapat mengambil sisi positif dari cerita di atas. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca terima kasih. Kumpulancerita pengalaman menggunakan bahasa jawa. Cerita lain yang ditulis dalam bahasa jawa, bisa dibaca pada tautan berikut ini: memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan santun dalam menanggapi berbagai hal atau kejadian dengan santun bahasa jawa yang sesuai. Punakawan hanyalah bahasa halus dan bahasa komunikatif yang.
Dari sekian banyak cerita rakyat Jawa Timur, dongeng Damar Wulan adalah salah satu cerita rakyat yang paling sering di ceritakan. Bahkan dongeng rakyat ini sudah beberapa kali di tayangkan dalam bentuk film. Tentunya membaca cerita Damar Wulan akan menambah wawasan kalian. Selamat membaca. Alkisah dahulu kala terdapat sebuah desa yang terpencil jauh dari Negeri Majapahit. Di sana hidup seorang brahmana bernama Begawan Tunggulmanik. la tinggal bernama cucunya yang sangat tampan bernama Damarwulan. “Cucuku, pergilah engkau ke Kota Raja Majapahit,” kata Begawan Tunggulmanik kepada Damarwulan pada suatu pagi. Damarwulan menyambut permintaan kakeknya dengan penuh keraguan. Namun Begawan Tunggulmanik menyarankan supaya Damarwulan menemui pamannya yang bernama Logender yang menjabat sebagai patih di Kerajaan Majapahit. Damarwulan dengan berat hati meninggalkan desanya tercinta. Setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya Ia tiba di Kota Raja Majapahit dan sampai di kediaman Patih Logender. “Hhm…, jadi kamu yang bernama Damarwulan?” tanya Patih Logender. “Ya, Paman,” jawab Damarwulan dengan hormat. Kemudian Ia menceritakan asal-usulnya dengan jelas. Kehadiran Damarwulan tidak disukai oleh kedua anak lakilaki Patih Logender yang bernama Layang Kumitir dan Layang Seta. Namun anaknya yang ketiga, bernama Dewi Anjasmara menerimanya dengan penuh perhatian. Bahkan kemudian Dewi Anjasmara jatuh cinta kepada Damarwulan dan akhirnya mereka menikah. Sementara itu, Ratu Kencanawungu, yang memimpin Negeri Majapahit sedang mengalami kemelut. Adipati Minakjingga dari Kadipaten Blambangan bertekad mempersunting Ratu Kencanawungu yang jelas-jelas sudah menolaknya. Sang Ratu pun memanggil Patih Logender untuk membicarakan hal itu. “Paman Patih, saya mendapat berita bahwa ada seorang pemuda dari desa yang sangat sakti bernama Damarwulan. Aku ingin Ia bersedia melawan Minakjingga yang bengis itu.” kata Ratu Kencanawungu meminta kerelaan Patih Logender untuk melepas menantunya berjuang melawan Minakjingga dongeng Damar Wulan cerita rakyat Jawa Timur “Sri Ratu Kencanawungu mengirimkan ksatria yang sangat sakti dan tampan untuk bertemu Adipati Minakjingga,” bisik orang-orang yang melihat Damarwulan melangkah melewati gerbang kerajaan. Berita itu Iangsung tersebar ke seluruh penjuru Blambangan dan akhirnya sampai ke telinga Adipati Minakjingga. Damarwulan pun kemudian menghadap Adipati Minakjingga dan menyampaikan tantangannya untuk perang tanding. “Ha..ha..ha.., tanding melawanmu? Apa Ratu Kencanawungu tidak salah kirim orang?” Adipati Minakjingga meremehkan Damarwulan yang sangat tampan tetapi badannya tidak sekekar dirinya. Kemudian mereka menuju alun-alun di tengah kota. “Akulah utusan Ratu Kencanawungu yang datang untuk membunuhmu,” tantang Damarwulan dengan gagah berani. “Aku terima tantanganmu, dan jangan menyesal melawanku ya!” teriaknya berang. Dengan senjata andalannya yaitu Gada Besi Kuning Minakjingga langsung memukul Damarwulan yang tidak bersenjata. Sungguh sangat menyedihkan, Damarwulan seketika jatuh tersungkur tidak sadarkan diri lagi diiringi ejekan dan tawa Minakjingga yang menggema. Melihat kejadian itu Wahita dan Puyengan yaitu dua selir Minakjingga memohon belas kasihan. “Maaf Tuanku, pertempuran yang baru saja berlangsung sungguh tidak seimbang. Tuanku terlalu kuat dan bukan lawan yang sebanding dengannya. Mohon ampuni dia,” kata mereka sambil bersimpuh di hadapan Minakjingga yang sudah siap mengayunkan senjatanya lagi. Kedua selir itu terus memohon agar Damarwulan jangan dibunuh. Mendengar permohonan kedua selirnya, Minakjingga pun meninggalkan Damarwulan yang masih terkapar tak berdaya. Wahita dan Puyengan segera menolong dan menyadarkan Damarwulan. Ternyata kedua selir itu juga berharap Damarwulan akan mampu mengalahkan Minakjingga. Keduanya menceritakan bahwa mereka sangat tersiksa menjadi selir Minakjingga yang bengis itu. “Tapi, bagaimana aku bisa mengalahkan dan membunuhnya? Segala kemampuanku ternyata sia-sia,” tanya Damarwulan kepada kedua wanita itu. Wahita dan Puyengan membeberkan rahasia bahwa Minakjingga hanya bisa mati dengan cara dibunuh menggunakan pusaka andalannya sendiri yaitu Gada Besi Kuning. Keduanya berjanji akan membantu mencuri pusaka itu. Setelah mengalahkan Damarwulan maka Minakjingga mengadakan pesta pora. la makan dan minum sepuas-puasnya sampai akhirnya Ia mengantuk dan langsung tertidur pulas. “Hurr,…hurrr….grrrk…,” suara dengkur Minakjingga terdengar menggelegar tiada henti. Diam-diam Wahita dan Puyengan segera menyusup untuk mencuri Gada Besi Kuning yang ada di samping Minakjingga. Begitu pulasnya Ia tidur sampai Ia tidak menyadari kehadiran kedua selirnya. Akhirnya mereka berhasil mendapatkan Gada Besi Kuning lalu secepatnya menyerahkannya kepada Damarwulan. Damarwulan yang sudah mulai pulih kekuatannya, menyerukan tantangan lagi kepada Minakjingga. Wahita dan Puyengan segera membangunkan Minakjingga. la tergagap menghadapi tantangan itu dan langsung meninju Damarwulan sekuat tenaga. Damarwulan pun jatuh terkapar di tanah. Namun kemudian Ia mampu bangun dan berdiri tegak lagi berkat Gada Besi Kuning di tangannya. Minakjingga kaget menyadari pusakanya ada di tangan musuhnya. Belum hilang rasa kagetnya, tiba-tiba Damarwulan menghantam kepalanya memakai Gada Besi Kuning. Seketika itu jugs Minakjingga roboh dan tidak pernah bisa bangun lagi. cerita rakyat Jawa Timur dongeng Damar Wulan Setelah berhasil membunuh Minakjingga, Damarwulan segera menghadap Sri Ratu Kencanawungu. “Aku sangat senang kau dapat mengalahkan Minakjingga yang bengis itu,” sambut Ratu Kencanawungu dengan bangga. Sesuai dengan sayembara yang telah diumumkan oleh Ratu Kencanawungu, bahwa apabila ada perempuan yang dapat mengalahkan Minakjingga maka Ia akan diangkat menjadi saudara. Sedangkan apabila yang mengalahkannya adalah laki-laki, maka Sri Ratu Kencanawungu bersedia menjadi istrinya. Dengan demikian maka Damarwulan pun menjadi suami Ratu Kencanawungu. Pesan moral dari Dongeng Damar Wulan – Cerita Rakyat Jawa Timur adalah Sikap serakah, kejam, dan bengis akan dikalahkan oleh kebaikan. Damarwulan dengan niatnya yang tulus menolong akhirnya dapat mengalahkan Minakjinggga yang kejam. Temukan dan baca Cerita Rakyat Indonesia Paling Populer Dari Pulau Jawa pada artikel kami berikut ini Kumpulan Cerita Nusantara Rambut Putri Naya
ANALISISAFIKSASI VERBA PADA CERITA RAKYAT DAMARWULAN KARYA DH SUNJAYA SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI AJAR BAHASA JAWA KELAS IX SMP SKRIPSI Oleh: LILIS WIJAYANTI K4213047 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Oktober 2017 Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Lilis Wijayanti NIM : K4213047 Program Studi Damar Wulan adalah pahlawan dalam cerita Jawa yang muncul dalam seputar cerita yang digunakan dalam wayang KRUCIL, serta Langendriya sendratari perempuan dan ketoprak. Cerita ini menceritakan pertikaian antara kerajaan Majapahit danBlambangan , di mana Damar Wulan memperoleh kemenangan. Kisah ini yang sangat populer terutama di Jawa Timur. Damar Wulan legenda yang dikaitkan dengan kerajaan Majapahit di era Ratu Suhita, yang pada saat itu sedang berperang dengan Blambangan. Namun, nama-nama karakter Damar Wulan “sinar bulan” dan Menak Jingga “kesatria merah “ menyatakan bahwa mungkin memasukkan unsur-unsur mitos matahari-bulan yang lebih tua . Sulit dipastikan kapan cerita ini pertamakali dituturkan dan oleh siapa. Cerita Singkat Darmawulan Anjasmara by E park Damar Wulan lahir berdarah pangeran, keponakan dari perdana menteri, Patih Logender, tetapi dibesarkan di pertapaan kakeknya. Menuruti nasihat kakeknya, ia pergi ke istana Majapahit mencari pekerjaan. Sepupu-sepupunya, Layang Seta dan Layang Kumitir, menganiayanya sesampainya Damar Wulan di sana. Patih Logender, yang tidak menginginkan Damar Wulan bersaing dengan anak-anaknya sendiri, menetapkan dia sebagai pemotong rumput dan penjaga kuda istana. Meskipun tidak mengenakan pakaian indah, wajahnya masih terlihat sangat tampan. Desas-desus tentang ketampanannya ini akhirnya sampai pada pendengaran Putri Anjasmara, anak Patih Logender. Putri Anjasmara menemui Damar Wulan dengan diam-diam dan mereka jatuh cinta dan mereka berhubungan secara sembunyi-sembunyi. Suatu malam, Layang Seta dan Layang Kumitir mendengar suara dari dalam kamar saudarinya. Mereka mendobrak masuk dan mencoba untuk membunuh Damar Wulan, tapi Damar Wulan mampu mengalahkan mereka. Layang Seta dan Layang Kumitir melarikan diri dan mengadu pada ayah mereka, yang kemudian memerintahkan Damar Wulan untuk dihukum mati. Puteri Anjasmara memohon belas kasihan untuk kekasihnya. Akhirnya Patih Logender memutuskan tidak jadi menghukum mati Damar Wulan, melainkan dia memenjarakan pasangan itu. Sementara itu, Menak Jingga telah menulis surat kepada Ratu Kencana Wungu untuk meminangnya. Ketika Ratu Kencana Wungu menolak pinangannya, Menak Jingga marah dan menyatakan perang terhadap kerajaan Majapahit. Dia berhasil dalam menyerang daerah sekeliling kerajaan Majapahit, dan akhirnya kerajaan Majapahit merasa terancam oleh pasukan Menak Jingga secara langsung. Dalam keadaan tertekan, Ratu Kencana Wungu mengumumkan bahwa siapa pun yang membunuh Menak Jingga dan berhasil memenggal kepalanya akan menjadi suaminya. Khawatir bahwa tidak ada penyelamat yang muncul, ia menerima wahyu bahwa seorang ksatria muda bernama Damar Wulan dapat mengalahkan Menak Jingga. Dia memerintahkan Patih Logender membebaskan Damar Wulan dari penjara dan mengirimnya untuk melawan Menak Jingga. Damar Wulan, disertai oleh para pengikutnya Sabdapalon dan Nayagenggong, berangkat menuju ke Blambangan. Hari sudah malam saat mereka tiba di sana, Damar Wulan menyelinap masuk ke dalam taman dan berhasil menguping percakapan di paviliun antara dua selir Menak Jingga yang bernama Dewi Wahita dan Dewi Puyengan. Setelah cukup menguping, Damar Wulan masuk ke paviliun dan memperkenalkan dirinya. Dewi Wahita dan Dewi Puyengan terpesona melihat ketampanannya dan mereka memutuskan untuk mengabdi kepadanya. Pada saat yang sama, Menak Jingga memutuskan untuk mengunjungi selir-selir tersebut, dan menemukan Damar Wulan sedang ada di sana dengan mereka. Tanpa dapat dihindari lagi Menak Jingga dan Damar Wulan berkelahi, tapi Damar Wulan tidak mampu mengalahkan Menak Jingga. Damar Wulan terluka parah dan pingsan seakan sudah mati. Menak Jingga meninggalkannya dan memerintahkan prajurit-prajuritnya untuk menjaga tubuh Damar Wulan. Namun, prajurit-prajurit jatuh tertidur, dan kedua selir menyeret tubuh Damar Wulan ke tempat tersembunyi, dan berhasil menyadarkannya dari pingsan. Lalu mereka mengungkapkan rahasia kekebalan Menak Jingga kepada Damar Wulan, yaitu senjata sakti gada Wesi Kuning milik Menak Jinggo yang disembunyikan di balik bantalnya. Jika Menak Jingga dipukul di sebelah kiri dahinya dengan gada ini, ia akan mati. Mempertaruhkan hidup mereka demi kekasih mereka, para selir ini berhasil mencuri gada Wesi Kuning saat Menak Jingga sedang tidur. Keesokan harinya pertempuran kedua antara Menak Jingga dan Damar Wulan terjadi, di mana Damar Wulan berhasil memenggal kepala raja. Berhasil membawa kemenangan, ia kembali ke Majapahit, tapi Layang Seta dan Layang Kumitir menyergapnya di luar istana, membunuhnya dan membawa kepala Menak Jingga ke hadapan Ratu Kencana Wungu. Namun, seorang pertapa menghidupkan kembali Damar Wulan, dan sang ratu mendengar cerita sesungguhnya. Dalam pertempuran terakhir, Damar Wulan mengalahkan Layang Seta dan Layang Kumitir , lalu dinobatkan menjadi Raja Majapahit. Ratu Kencana Wungu mengijinkannya untuk tetap memiliki Puteri Anjasmara, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan sebagai istri-istrinya. Cerita alternatif Dalam kesenian wayang Banyuwangi dan Janger, penggambaran Menak Jinggo berlawanandengan penggambarannya dalam Serat Damarwulan. Menak Jinggo digambarkan berwajah rupawan, disukai banyak wanita, arif bijaksana, dan pengayom rakyatnya. Menak Jinggo memberontak karena Ratu Kencana Wungu tidak memenuhi janjinya untuk menjadikannya sebagai suami, setelah Menak Jinggo mampu menaklukkan pengacau Kebo Markuet yang mengamuk di Majapahit. Meskipun akhirnya ia dikalahkan Damar Wulan, Menak Jinggo tetaplah dianggap sebagai tokoh yang dihormati. Sanusi Pane, salah seorang sastrawan Pujangga Baru pernah menulis naskah drama Damar Wulan, yang diberinya judul Sandyakala Ning MajapahitPenerbit Balai Poestaka, Batavia, 1933.. Meskipun demikian, akhir ceritanya sama sekali berbeda dengan Serat Damarwulan yang dijadikan dasar pembuatannya. Dalam versi Sanusi Pane, nasib Damar Wulan berakhir menyedihkan. Damar Wulan dituduh berkhianat dan tidak dinikahkan dengan Ratu Kencana Wungu. Ia pun akhirnya dihukum mati, dan setelahnya Majapahit ditumbangkan oleh pasukan dari Kerajaan Demak Bintara. Karakter Ratu Kencana Wungu, ratu Majapahit yang masih gadis Patih Logender, Perdana Menteri majapahit Layang Seta dan Layang Kumitir, anak-anak Patih Logender Dewi Anjasmara, putri Patih Logender Damar Wulan, keponakan Patih Logender , yang dibesarkan oleh kakeknya jauh dari istana Menak Jingga, Raja Blambangan, tunduk pada Majapahit Dewi Wahita dan Dewi Puyengan,selir-selir Menak Jingga Sabdapalon dan Nayagenggong, Pengikut Damar Wulan Cerita adalah rangkuman dari berbagai sumber RH – 11 Nop 2009 . 159 395 287 249 436 132 494 136

ringkasan cerita damarwulan dalam bahasa jawa